Makan Prasmanan, Belajar Nge-Mix
Pernahkah Anda makan di warung prasmanan? Tentu, di warung prasmanan ini setiap pembelinya dapat dengan bebas memilih lauk pauk dan jumlah nasi yang diinginkannya. Pertanyaan selanjutnya, pernahkah Anda merasakan makanan yang Anda makan kurang cocok rasanya di lidah? Berikut akan coba saya bagikan sedikit tipsnya.
Tentunya, dalam kondisi normal, makan itu ada tiga kali sehari dan semuanya dilaksanakan, kurang lebih pagi, siang, dan malam atau sore. Melihat kondisi tersebut, tentu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terutama berkaitan dengan gizi yang didapatkan. Pada pagi dan siang, sangat diperlukan kandungan protein yang tinggi. Kenapa protein? Protein, secara kasar, dapat membantu pembentukan sel-sel baru pada jaringan tubuh. Ini sangat baik karena pada pagi dan siang hari terdapat banyak sekali kegiatan yang bakal menguras tenaga sehingga perlu regenerasi sel yang cepat. Maka, ketika pagi dan siang disarankan lauk pauk yang mengandung protein : daging, telur, ikan, tempe, dan lain sebagainya.
Kuah atau garingan? Sebenarnya berkaitan dengan minat dari tiap individu. Tapi, disarankan agar tiap makan seminimalnya ada kuahnya walaupun hanya sedikit. Kenapa? Dengan makan makanan yang berkuah, artinya asupan air yang diperoleh oleh tubuh juga akan meningkat. Setiap orang, wajib minum 1200 ml air per hari, dengan catatan harus makan makanan yang memiliki kuah dengan total asupan air dari makanan lebih kurang 1000 mL. Tentu, jika makan tanpa adanya kuah, asupan air dari minum harus ditingkatkan. Enaknya, kapan pakai kuah kapan tidak? Kalau saya pribadi sih, makan dengan kuah enaknya pada pagi dan siang. Pagi, akan menambah nuansa hangat ketika makanan yang berkuah karena secara umum kondisi pagi selalu dipenuhi hawa dingin. Siang, akan memberikan nuansa kesegaran pada makanan yang dinikmati. Tentu, menu kuah pagi dan siang berbeda. Kalau pagi, identiknya dengan soto atau bubur ayam. Kalau siang, biasanya dengan sop, sayur lodeh, atau mungkin sayur bening yang memberikan nuansa kesegaran yang wah.
Apa sajian rasa yang harus ada di tiap makanan? Tiap orang mempunyai seleranya masing-masing, dan kadang dikaitkan dengan asal daerahnya. Biasanya orang Jogja senang manis-manis. Orang Jawa Timur suka yang asin-asin. Orang Jawa Barat suka dengan yang gurih. Tentu, yang harus ada di sini semua komponen makanan harus ada. Perpaduan yang pas antara asin dan manis akan membuahkan rasa gurih yang lezat dan dapat diterima oleh siapapun, darimanapun asalnya. Misalnya, kalau sayurnya sudah asin, misal sayur lodeh, ya lauknya yang manis, misalnya ayam bakar. Kalau sayurnya manis, sayur bening atau gudeg, lauknya yang asin misalnya tempe atau ayam goreng.Perpaduan dua rasa ini berlaku juga ketika kita akan memilih snack.
Minumnya? Tentu ini juga harus diperhatikan. Yang perlu dicatat, jangan minum es jeruk atau yang mengandung asam askorbat (vitamin C, minuman yang kecut-kecut) ketika makan hasil laut (udang, kerang, cumi) karena secara perlahan dapat menimbulkan asam arsenik dalam tubuh. Idealnya juga sih, sebaiknya kalau memesan minum jangan yang terlalu kecut. Jika memang minuman yang dipesan terlanjur yang kecut-kecut, isi dulu perut dengan sesuap nasi, baru kemudian boleh diminum. Kandungan asam dalam minuman kecut tentu dapat merangsang terbentuknya gastrin (asam lambung) yang bisa membuat orang maag nya kambuh, atau sering disebut gastritis. Mau panas atau dingin? Perlu diperhatikan juga dari makanannya. Misalnya memilih menu bakso panas. Minumnya tentu jangan es campur atau yang berbau-bau es. Ini berbahaya bagi kesehatan tubuh dan kesehatan gigi. Bagi kesehatan tubuh, tubuh akan bekerja keras untuk mengubah perubahan suhu yang ekstrim. Bagi kesehatan gigi, makan panas, langsung minum dingin dapat menyebabkan gigi pecah, tergantung dari kekuatan gigi. Pilihnya yang wajar-wajar saja dong. Misalnya bakso dipadu dengan teh anget. Urusan minum, perhatikan juga bahan kimia buatannya, kadang minuman yang diracik menggunakan sakarin sebagai pemanis. Pastikan gula yang digunakan adalah gula asli.
Jadi, siap untuk prasmanan dengan makan yang nimat, gizi dan nutrisi terpenuhi, dan tentu tidak membuat kantong jadi kosong? Mari, kita makan sehat, dengan biaya yang hemat. Budayakan makan efisien.
Komentar
Posting Komentar