Naik apa selama disana?
Klo ini sih perlu mempertimbangkan lokasi tujuan, budget,
dan waktu. Coba deh harus naik apa, buka google maps, terus klik pilihan yang
gambar bis untuk tau rute angkutan umumnya.
Klo memang bisanya diakses pake bis, ya mending pake bis
kota. Bis disana nggak kayak di Indo yang bisa kadang muncul kadang nggak. Bis
disana trayeknya banyak banget, armadanya banyak banget, jadi hampir tiap 5
menit selalu ada bis. Misalnya nih ya, jalur 77 ke Sala Daeng, hampir tiap 3
menit lewat. Kadang sekalinya lewat ada 3 bis sekalian gitu. Terus juga,
perhatikan haltenya, disitu tertulis nomor rute rute bis. Nah, nomer rute yang
tertulis disitu adalah rute yang sering banget lewat, ketersediaannya banyak. Misalnya
nih ya, Gmaps menginstruksikan kita naik bis nomer 504. Sampai halte yang
dimaksud kok nomer bisnya gak ada. Itu bukan berarti bisnya gak lewat situ.
Bisnya lewat situ, tapi biasanya jarang banget (bisa 30-60 menit sekali baru
lewat). Jadi sabar-sabar nunggu aja. Klo Gak sabar nunggu bisa pakai bis yang
sering lewat, tapi transit berkali-kali. Jatuhnya bakal lebih mahal sih. Oh
iya, halte bis selalu ada tiap lebih kurang 100 meter. Jangan sekali-sekali
berhentiin bis di sembarang tempat. BERANI JAMIN MEREKA GAK AKAN MAU BERHENTI!
Jadi, naiklah bis dari halte dan berdirilah saat bis yang dimaksud datang.
Klo mau naik BTS, pastikan asal dan tujuan kita terkoneksi
sama stasiun BTS. Soalnya stasiun BTS gak sebanyak halte bis. Pastikan juga
tujuan terkoneksi sama BTS. Kayak daerah SIAM nih, mereka terkoneksi pake
skybridge gitu antara Ratchadamri sama Siam, berikut mall-mall di sekitarnya. Jadi
enak bisa jalan kaki. Terus pertimbangkan juga waktu tempuh. Naik BTS ini bisa
banget mempersingkat waktu daripada naik bis. Dari Sala Daeng ke Mo Chit klo
naik bis bisa tembus 45 menit. Klo naik BTS bisa 30 menitan udah sama nunggu
BTS Transit di Siam.
Klo naik MRT juga bisa. Apa sih beda BTS sama MRT? Sama, klo
BTS melayang di atas, klo MRT dia jalan di bawah tanah. Rutenya hampir sama dan
beberapa bersinggungan. Masalah tarif sih, lebih murah MRT, untuk tujuan yang
sama selisih 2 Bath. Waktu tempuh juga sama kok antara keduanya. Coba diliat
aja lokasi tujuannya, lebih enak pakai BTS atau MRT. BTS sama MRT bakal ada
interkoneksi di Sala Daeng sama Mo Chit. Jadi klo mau naik MRT terus lanjut
BTS, ya bisanya di 2 stasiun itu. Sistem pembayarannya sama persis plek sama
BTS.
Naik tuk-tuk sama taksi gimana? Rekomen gak? HINDARI! Mereka
mahal soalnya, bisa beneran berkali lipat daripada naik BTS atau bis kota. Klo
gak kepaksa, gak usah. Oh iya, klo naik taksi, pastikan jarak ya, nyalain gmaps
kalian, siapa tau sopirnya melenceng kemana-mana jadi tarif argonya mahal. Klo
naik taksi bilang aja ‘use Argometers’. Soalnya klo gak, dia bakal seenaknya
pake harga. Kayak kemarin nih, dari Wan Lang ke Wat Arun jalan kaki udah dapet
separuh jalan, terus gara-gara kepanasan akhirnya naik taksi, 500 meter doang
dia minta 100 Bath, kan lumanyun. Naik tuktuk juga bilang ‘direct no stop’.
Soalnya klo gak bilang gitu, kalian bisa dapet harga murah, tapi
diputer-puterin di toko oleh-oleh dulu. Mirip naik becak di Malioboro deh.
Ojek? Boleh dicoba. Ini tawar-tawaran tarif di depan juga.
Angkutan online? Yap, ada Uber sama Grab disana. Grabnya
disana punya taksi juga. Ini lebih pasti sih daripada nyegat taksi atau tuktuk,
soalnya tarif tertera di depan. Mau ya ayo, gak mau cari yang lain.
Oh iya, selain itu semua, ada juga angkutan yang bakal sering ditemui di pelosok Bangkok: Minivan dan Van. Nah, klo minivan itu itu kayak angkotnya Indonesia, tapi beberapa ada yang cuma kayak pick up dikasih atap, ada juga kayak Tuktuk tapi kursinya memanjang di samping (bisa muat 8 orang). Biasanya melayani rute di pinggiran-pinggiran. Misalnya di Thalat Phlu, di stasiun keretanya dan di stasiun BTSnya pasti nemu itu klo lagi disana. Nah klo Van itu biasanya Toyota Hi Ace. Biasanya melayani rute jarak jauh. Seperti Bangkok-Pattaya, Chiang Mai-Bangkok, dll. Banyak ditemukan di Don Mueang juga sih.
Komentar
Posting Komentar