Pisang Epe dan Losari: Sejoli yang Tak Terpisahkan
“Mas,
belum ke Losari kalau belum makan pisang epe’. Jangan bilang pernah ke Losari
kalau belum makan pisang epe’.”
Pisang
Epe dan Pantai Losari bagaikan sejoli yang tak dapat dipisahkan. Begitu juga
ibarat Coto dan Konro yang tidak dapat dipisahkan dari Makassar. Pisang Epe
seolah menjadi pelengkap yang sempurna ketika mengunjungi Pantai Losari.
Pantai
Losari adalah salah satu obyek wisata pantai yang ada di Makassar, selain
Pantai Tanjung Bunga yang dikenal sebagai Pantai Akkarena. Pantai Losari
menjadi ciri khas tersendiri bagi Makassar karena menjadi tempat berkegiatan
bagi seluruh warga Makassar, baik pada pagi maupun sore hari. Mulai dari hanya
bersantai, jogging di Losari, bermain sepeda, bahkan hingga berlatih menggambar
dalam kanvas di ruang seni yang ada di kompleks Losari. Selain tersedia ruang
seni bagi seniman Makassar untuk mengekspresikan karyanya, ada juga Masjid
Apung, masjid khas yang ada di kompleks Pantai Losari yang bangunannya berada
di atas laut.
Pantai
Losari ini bukanlah pantai yang bisa digunakan untuk berenang santai, karena
pantai ini sama sekali tidak punya pasir. Bentuknya hanya anjungan dengan
bagian lautnya yang dalam, tanpa ada pelandaian dari pasir ke laut. Pantai
Losari ini menghadap ke barat. Maka, Pantai Losari menjadi sebuah tempat yang
sangat cocok untuk melihat terbenamnya matahari. Pantai Losari tidak bisa
dijadikan sebagai tempat melihat sunrise, sampai mesin cuci bicara juga tidak
bisa karena Pantai Losari menghadap ke barat. Aktivitas lain selain nonton
sunset adalah bermain becak air (bebek-bebekan) yang banyak terdapat di Pantai
Losari.
Pantai
Losari ini lokasinya sejajar dengan pantai di depan Fort Rotterdam dan juga
Pelabuhan Makassar. Maka tidak jarang jika kadang-kadang kita melihat kapal
nelayan lalu lalang di kejauhan, atau kapal-kapal besar pengangkut barang
berlayar di hadapan kita.
Saat
hari beranjak malam, lapak-lapak pisang epe mulai didirikan di sepanjang Hotel
Aryaduta hingga memanjang terus di depan kompleks Pantai Losari. Dahulunya yang
mangkal di sepanjang Pantai Losari ini tidak hanya pedagang pisang epe saja,
tetapi ada juga penjual coto, konro, bahkan bakso. Tetapi, karena orang ke
Losari pasti cari pisang epe, akhirnya semuanya diseragamkan menjadi penjual
pisang epe.
Pisang Epe' tepi pantai
Apa
itu pisang epe? Pisang epe adalah pisang setengah matang (tidak matang kuning)
yang dibakar di atas bara arang sampai agak gosong, kemudian dipenyet dengan
alat. Nama lainnya pisang penyet, tapi karena istilah penyet sudah dipakai
orang Jawa Timur, maka digunakanlah istlah epe’. Setelah pisang dipenyet,
pisang disajikan di dalam piring yang telah diberikan gula jawa cair bercampur
susu coklat. Bagian atas pisang kemudian dilumuri susu kental manis putih, atau
keju tergantung dari pesanan. Tersedia berbagai macam rasa, mulai dari
original, coklat, strawberry, keju, keju coklat, sampai rasa durian pun ada.
Dari
sekian banyak penjual pisang epe, mana yang enak? Rata-rata hampir semuanya
enak sih. Cara memilihnya, cari saja pedagang yang menyediakan pisang
banyak-banyak. Biasanya yang sedia pisangnya banyak, tentu warungnya laris.
Tapi,
kalau Anda tanya ke orang Makassar, pisang epe mana yang enak, semua jawabannya
pasti seragam: Pisang Epe Mandiri. Tentu maksudnya bukan pisang epe di depan
ATM Mandiri di RS Stella Maris, tetapi Pisang Epe Tamallanjua’ atau yang punya
nama lain Mandiri. Lokasinya ada di depan Bank BNI. Lokasinya agak masuk
sedikit, dari KFC Losari ke arah utara sedikit, kemudian ada gang ke timur.
Warungnya sangat ramai, tetapi kalau beli biasanya jarang sampai menunggu lama.
Pelayanannya cepat, untuk rasa keju, kejunya melimpah dan rasanya juga enak.
Pisangnya kematangannya pas, tidak terlau mentah sehingga rasanya tidak kecut.
Masalah harga? Semua pisang Epe di Losari pasang harga yang sama kok. Sehingga
persaingannya sehat.
Tidak
ke Losari kalau tidak makan pisang Epe.
Pantai losari emang oke
BalasHapusSemoga tempat wisata indonesia makin maju